Related Posts with Thumbnails

Thanks yang Jadi Followers blog Ni...

Tuesday 1 December 2009

Aidil Adha 10 Zulhijah 1430

Salam Aidiladha.. 27 Dec 2009 bersamaan 10 Zulhijah 1430

Tahun lepas Mak tak ada (mak g Haji), kurang seronok..ya lah kan apa2 mak itu mak ini..
bila mak tak ada rasa kurang meriah.. adik2 pun bila mak xada asyik tanya jer "Long Ibu mana"
"Long Ibu ingat kita tak" adeeeiiiii..!!! aku plak yang sedeh...


Tahun ni dalam perjalanan balik segamat tergerak dalam hati nak buat korban, tak kisahlah kambing ker lembu ker biri2 ker.. tapi mana nak cari lembu/kambing/biri2  last minit ni ek "Dear"... erm..kambing pun bolehlah...  kalau kambing korban untuk diri sendirilah...
Alhamdulillah, Allah permudahkan segala urusan walaupun di lakukan Raya kedua.

Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya:” Aku diperintahkan dengan menyembelih korban itu dan ia adalah sunat ke atas kamu”     Riwayat at- Tirmidzi




Dari Al Bara’ bin ‘Azib r.a. katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesiapa yang menyembelih sebelum sembahyang (Aidil Adha), maka penyembelihan itu untuk dirinya sendiri dan siapa yang menyembelih sesudah sembahyang (Aidil Adha), maka sesungguhnya ia telah menyempurnakan korbannya dan telah mengikut sunnah kaum muslimin”.

Proses pemilihan Kambing..
Kena cukup sifat..dan berumur 2 tahun keatas

Inilah kambing yang dikorbankan

Sebelum kambing disembelih..Ayah, Mr Hubby & Pak Long bertakbir..masa ni teringat kisah yang ayah pernah ceritakan masa aku kecik2 dulu...

Sewaktu Nabi Ismail mencapai usia remajanya Nabi Ibrahim a.s. mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih Ismail puteranya. Dan mimpi seorang nabi adalah salah satu dari cara-cara turunnya wahyu Allah, maka perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim. Ia duduk sejurus termenung memikirkan ujian yang maha berat yang ia hadapi. Sebagai seorang ayah yang dikurniai seorang putera yang sejak puluhan tahun diharap-harapkan dan didambakan, seorang putera yang telah mencapai usia di mana jasa-jasanya sudah dapat dimanfaatkan oleh si ayah, seorang putera yang diharapkan menjadi pewarisnya dan penyampung kelangsungan keturunannya, tiba-tiba harus dijadikan qurban dan harus direnggut nyawa oleh tangan si ayah sendiri.



Namun ia sebagai seorang Nabi, pesuruh Allah dan pembawa agama yang seharusnya menjadi contoh dan teladan bagi para pengikutnya dalam bertaat kepada Allah, menjalankan segala perintah-Nya dan menempatkan cintanya kepada Allah di atas cintanya kepada anak, isteri, harta benda dan lain-lain. Ia harus melaksanakan perintah Allah yang diwahyukan melalui mimpinya, apa pun yang akan terjadi sebagai akibat pelaksanaan perintah itu.


Sungguh amat berat ujian yang dihadapi oleh Nabi Ibrahim, namun sesuai dengan firman Allah yang bermaksud: "Allah lebih mengetahui di mana dan kepada siapa Dia mengamanatkan risalahnya". Nabi Ibrahim tidak membuang masa lagi, berazam (niat) tetap akan menyembelih Nabi Ismail puteranya sebagai qurban sesuai dengan perintah Allah yang telah diterimanya. Dan berangkatlah serta merta Nabi Ibrahim menuju ke Makkah untuk menemui dan menyampaikan kepada puteranya apa yang Allah perintahkan.


Nabi Ismail sebagai anak yang soleh yang sangat taat kepada Allah dan bakti kepada orang tuanya, ketika diberitahu oleh ayahnya maksud kedatangannya kali ini tanpa ragu-ragu dan berfikir panjang berkata kepada ayahnya:
"Wahai ayahku! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepadamu. Engkau akan menemuiku insya-Allah sebagai seorang yang sabar dan patuh kepada perintah. Aku hanya meminta dalam melaksanakan perintah Allah itu, agar ayah mengikatku kuat-kuat supaya aku tidak banyak bergerak sehingga menyusahkan ayah, kedua agar menanggalkan pakaianku supaya tidak terkena darah yang akan menyebabkan berkurangnya pahalaku dan terharunya ibuku bila melihatnya, ketiga tajamkanlah parangmu dan percepatkanlah perlaksanaan penyembelihan agar menringankan penderitaan dan rasa pedihku, keempat dan yang terakhir sampaikanlah salamku kepada ibuku berikanlah kepadanya pakaian ku ini untuk menjadi penghiburnya dalam kesedihan dan tanda mata serta kenang-kenangan baginya dari putera tunggalnya."


Kemudian dipeluknyalah Ismail dan dicium pipinya oleh Nabi Ibrahim seraya berkata: "Bahagialah aku mempunyai seorang putera yang taat kepada Allah, bakti kepada orang tua yang dengan ikhlas hati menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah".
Saat penyembelihan yang mengerikan telah tiba. Diikatlah kedua tangan dan kaki Ismail, dibaringkanlah ia di atas lantai, lalu diambillah parang tajam yang sudah tersedia dan sambil memegang parang di tangannya, kedua mata nabi Ibrahim yang tergenang air berpindah memandang dari wajah puteranya ke parang yang mengilap di tangannya, seakan-akan pada masa itu hati beliau menjadi tempat pertarungan antara perasaan seorang ayah di satu pihak dan kewajiban seorang rasul di satu pihak yang lain. Pada akhirnya dengan memejamkan matanya, parang diletakkan pada leher Nabi Ismail dan penyembelihan di lakukan . Akan tetapi apa daya, parang yang sudah demikian tajamnya itu ternyata menjadi tumpul dileher Nabi Ismail dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan sebagaimana diharapkan.


Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizat dari Allah yang menegaskan bahwa perintah perkorbanan Ismail itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sampai sejauh mana cinta dan taat mereka kepada Allah. Ternyata keduanya telah lulus dalam ujian yang sangat berat itu. Nabi Ibrahim telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan perkorbanan puteranya. untuk berbakti melaksanakan perintah Allah sedangkan Nabi Ismail tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam memperagakan kebaktiannya kepada Allah dan kepada orang tuanya dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan, sampai-sampai terjadi seketika merasa bahwa parang itu tidak lut memotong lehernya, berkatalah ia kepada ayahnya:" Wahai ayahku! Rupa-rupanya engkau tidak sampai hati memotong leherku karena melihat wajahku, cubalah telangkupkan aku dan laksanakanlah tugasmu tanpa melihat wajahku. "Akan tetapi parang itu tetap tidak berdaya mengeluarkan setitik darah pun dari daging Ismail walau ia telah ditelangkupkan dan dicuba memotong lehernya dari belakang.


Dalam keadaan bingung dan sedih hati, kerana gagal dalam usahanya menyembelih puteranya, datanglah kepada Nabi Ibrahim wahyu Allah dengan firmannya: "Wahai Ibrahim! Engkau telah berhasil melaksanakan mimpimu, demikianlah kami akan membalas orang-orang yang berbuat kebajikkan". Kemudian sebagai tebusan ganti nyawa, Ismail telah diselamatkan itu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih seekor kambing yang telah tersedia di sampingnya dan segera dipotong leher kambing itu oleh beliau dengan parang yang tumpul di leher puteranya Ismail itu. Dan inilah asal permulaan sunnah berqurban yang dilakukan oleh umat Islam pada tiap Hari Raya Aidiladha di seluruh pelosok dunia.






 Kambing yang siap di dibuang kulinya..


Alhamdulillah..selesai semuanya..semoga semuanya diberkati dan dirahmati Allah..amin..amin..amin..yarobballamin... alhamdulillah...
semoga dipanjangkan umur agar bertemu lagi di Zulhijjah 1431


Hadith :   Dari Aisyah r.a. daripada Nabi s.a.w. sabdanya: Berkorbanlah kamu dengan hati yang redha, sesungguhnya tiap-tiap muslim yang menghadapkan sembelihannya ke arah kiblat, maka darahnya, kotorannya dan bulunya itu adalah kebajikan dan bakti kepada timbangannya pada hari kiamat.
(al-Baihaqi)





1 comment:

Anonymous said...

kurban mengikut sunah..amin